Struktur rajutan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan tarik rok rajutan panjang. Berikut penjelasan mendetail tentang bagaimana berbagai aspek struktur rajutan memengaruhi properti ini:
Jenis Rajutan:
Rajutan Pakan (misalnya Rajutan Jersey): Rajutan pakan melibatkan perulangan benang secara horizontal. Meskipun struktur ini sangat elastis dan nyaman, umumnya memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah dibandingkan rajutan lusi. Loop dapat dengan mudah meregang dan berubah bentuk, sehingga dapat mengurangi kekuatan tarik keseluruhan.
Rajutan Warp (misalnya, Rajutan Triko): Rajutan lusi melibatkan perulangan benang secara vertikal, sehingga menghasilkan kain yang lebih stabil dan kuat. Struktur ini memberikan kekuatan tarik yang lebih tinggi karena saling mengunci benang dalam arah memanjang, sehingga tidak terlalu rentan terhadap regangan dan deformasi.
Kepadatan Jahitan (Pengukur):
Pengukur Tinggi (Rajutan Lebih Ketat): Pengukur yang lebih tinggi berarti lebih banyak jahitan per inci, sehingga menghasilkan kain yang lebih padat dan rapat. Hal ini meningkatkan kekuatan tarik karena jahitan yang rapat memberikan lebih sedikit ruang untuk deformasi dan mendistribusikan tekanan secara lebih merata ke seluruh kain.
Pengukur Rendah (Rajutan Lebih Longgar): Pengukur yang lebih rendah menghasilkan rajutan yang lebih longgar dengan lebih sedikit jahitan per inci. Struktur ini lebih fleksibel tetapi memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah karena celah antar jahitan yang lebih besar, sehingga lebih mudah meregang dan robek saat terkena tegangan.
Jenis Jahitan:
Rajutan Polos (Stokinette): Jenis jahitan dasar ini menghasilkan kain halus yang relatif seimbang dalam hal regangan dan kekuatan. Namun, bagian tepinya dapat melengkung dan mungkin tidak memberikan kekuatan tarik tertinggi dibandingkan struktur lainnya.
Rajutan Rib: Rajutan rusuk bergantian antara jahitan rajutan dan jahitan purl, menciptakan tonjolan vertikal. Struktur ini sangat elastis dan memiliki kekuatan tarik yang lebih baik daripada rajutan polos karena jahitan yang saling bertautan, sehingga memberikan ketahanan lebih terhadap regangan.
Rajutan Kabel: Ini melibatkan persilangan lapisan jahitan satu sama lain, menciptakan struktur yang padat dan kompleks. Rajutan kabel memiliki kekuatan tarik yang tinggi karena jahitan yang tumpang tindih mendistribusikan tekanan secara efektif dan memberikan integritas struktural tambahan.
Jenis Serat dan Karakteristik Benang:
Jenis serat dan karakteristik benang (misalnya ketebalan, lilitan, lapis) juga memainkan peranan penting dalam menentukan kekuatan tarik. Misalnya, serat alami seperti kapas mungkin memiliki sifat tarik yang berbeda dibandingkan serat sintetis seperti poliester. Pelintiran dan lapisan benang dapat meningkatkan kekuatan tarik dengan membuat benang lebih kompak dan tangguh.
Konstruksi Kain:
Rajutan Tunggal: Rajutan tunggal dibuat dengan satu set jarum dan biasanya memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah karena strukturnya yang lebih sederhana.
Rajutan Ganda: Rajutan ganda menggunakan dua set jarum untuk membuat kain berlapis ganda. Konstruksi ini meningkatkan kekuatan tarik karena kain lebih tebal dan kokoh, dengan kedua lapisan memberikan dukungan dan mendistribusikan tekanan secara lebih merata.
Bala bantuan dan Campuran:
Menambahkan benang yang diperkuat atau memadukan serat dengan kekuatan tarik tinggi (misalnya, memasukkan nilon atau spandeks ke dalam kapas) dapat meningkatkan kekuatan tarik kain rajutan. Penguatan ini memberikan dukungan tambahan dan meningkatkan kemampuan kain untuk menahan ketegangan.
Struktur rajutan sangat mempengaruhi kekuatan tarik a rok rajutan panjang . Faktor-faktor seperti jenis rajutan, kepadatan jahitan, jenis jahitan, jenis serat, karakteristik benang, konstruksi kain, dan penggunaan penguat semuanya berkontribusi terhadap kekuatan tarik pakaian secara keseluruhan. Struktur rajutan yang dirancang dengan baik dapat menyeimbangkan elastisitas, kenyamanan, dan kekuatan tarik untuk memenuhi persyaratan spesifik rok.